NAMA : PUDYA ZUHEIRIA
NIM : A1C111063
PRODI : PENDIDIKAN KIMIA
NIM : A1C111063
PRODI : PENDIDIKAN KIMIA
DOSEN PENGAMPUH : DR. SYAMSURIZAL, M.SI
Soal mid
semester( deadline hari rabu, 07 Mei 2014 pukul : 24.00)
1.
Jelaskan manajemen baku/ standar lab yang
ideal!
2.
Buatlah rubrik penilaian praktikum secara umum!
Tentukan kategori praktikum berhasil atau tidak berdasarkan rubrik yang anda
buat!
3. Buatlah desain lab yang inovatif utk pembelajaran pada
jenjang sekolah menengah atas!
4.
Buatlah rubrik penilaian untuk jurnal dan
laporan praktikum!
5.
Mengapa pentingnya manajemen lab dalam
kaitannya dengan kurikulum 2013! (kata kunci : produktif, inovatif dan kreatif)
6.
Jelaskan perbedaan yang mendasar pada
laboratorium jenjang sekolah dasar dan sekolah menengah pertama!
JAWAB :
1.
Manajemen Laboratorium merupakan
cara untuk megatur laboratorium dengan kualitas manajemen yang baik, manajemen
laboratorium ini harus didesain dengan baik agar efektifitas dan efisiensi
kerjanya dapat telaksana dengan baik,dalam hal ini yang menjadi pertimbangan
adalah kebutuhan semua pihak yang berkepentingan. Yaitu manajemennya adalah sumber daya manusia,
sarana dan prasarana dan penggunaan laboratorium.
Manajemen adalah
kemampuan dan keterampilan khusus untuk melakukan suatu kegiatan, baik bersama
orang lain maupun melalui orang lain dalam mencapai tujuan organisasi (Sudjana,
2000 : 17).
Fungsi manajemen adalah
sebagai rangkaian kegiatan wajar yang telah ditetapkan dan memiliki hubungan
saling ketergantungan antara satu dengan yang lain.
Manajemen terdiri dari perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan. Secara jelas kita bahas satu
persatu berikut ini.
1. Perencanaan (Planning)
Dalam manajemen,
perencanaan merupakan salah satu bagian yang sangat penting, karena perencanaan
yang matang akan lebih memungkinkan tercapainya tujuan yang diharapkan.
Perencanaan adalah proses penentuan tujuan atau sasaran yang hendak dicapai dan
menetapkan cara dan sumber yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut
seefisien dan seefektif mungkin.
Dalam perencanaan terdapat tiga kegiatan yang
satu sama lain saling berhubungan. Ketiga kegiatan tersebut, yaitu : (1)
perumusan tujuan yang ingin dicapai, (2) pemilihan program untuk mencapai
tujuan, dan (3) identifikasi dan pengerahan sumber daya yang tersedia.
Perencanaan dapat pula dianggap suatu seri dari langkahlangkah atau tahapan
yang dapat diikuti secara sistematis.
Perencanaan laboratorium
kimia meliputi perencanaan dan pemeliharaan alat dan bahan serta sarana /
prasarana, perencanaan kegiatan yang akan dilaksanakan, serta rencana
pengembangan lab. Beberapa hal yang perlu direncanakan dalam manajemen
laboratorium adalah :
a. Pengadministrasian Alat
dan Bahan Laboratorium
Tujuan
pengadministrasian alat dan bahan lab ini adalah agar dapat dengan mudah
diketahui : (1) jenis alat atau bahan yang ada, (2) jumlah masingmasing alat
dan bahan, (3) jumlah pembelian atau tambahan, dan (4) jumlah yang pecah,
hilang, atau habis (Depdikbud, 1979 : 41).
Untuk keperluan
pencatatan alat dan bahan lab ini diperlukan format atau buku perangkat
administrasi yang meliputi buku inventaris, kartu stok, kartu permintaan /
peminjaman alat / bahan, buku catatan harian, kartu alat / bahan yang rusak,
kartu reparasi, dan format label (Depdikbud, 1999 : 26). Buku lainnya yang
dapat melengkapi perangkat administrasi antara lain daftar alat dan bahan yang
sesuai dengan LKS, jadwal kegiatan lab, dan program semester kegiatan lab.
b. Pengadaan Alat / Bahan
Laboratorium
Untuk melengkapi atau
mengganti alat / bahan kimia yang rusak, hilang, atau habis dkai diperlukan
pengadaan. Sebelum pengusulan pengadaan alat / bahan, maka perlu dipikirkan :
(1) percobaan apa yang akan dilakukan, (2) alat / bahan apa yang akan dibeli
(dengan spesifikasi jelas), (3) ada tidaknya dana / anggaran, (4) prosedur
pembelian (lewat agen, langganan, beli sendiri), dan (5) pelaksanaan pembelian.
Prosedur pengadaan
dimulai dengan penyusunan alat / bahan yang akan dibeli yang dikumpulkan dari
usulan masingmasing guru yang
dikoordinasi oleh penanggung jawab lab. Sebelum pembelian, hendaknya ditentukan
terlebih dahulu di toko atau perusahaan mana alat / bahan itu akan dibeli.
Sebaiknya setiap sekolah telah membuat jalinan kerja sama dengan perusahaan
atau toko alat dan bahan kimia tertentu, sehingga akan memperoleh harga yang
relatif murah dan sewaktuwaktu memerlukan tambahan alat / bahan kimia di luar
jadwal pengadaan dapat dengan mudah dikontak dan disuplai.
2. Pengorganisasian (Organizing)
Organisasi laboratorium
adalah suatu sistem kerja sama dari kelompok orang, barang, atau unit tertentu
tentang laboratorium untuk mencapai tujuan (Sudaryanto, 1998 : 5)
Mengorganisasikan laboratorium berarti menyusun sekelompok orang / petugas dan
sumber daya lain untuk melaksanakan suatu rencana atau program dalam rangka
mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan cara yang berdaya guna terhadap
laboratorium. Pengorganisasian laboratorium meliputi pengaturan dan pemeliharaan alat dan
bahan laboratorium, pengadaan alat dan bahan, dan menjaga kedisiplinan dan
keselamatan laboratorium.
Tugas koordinator lab
adalah mengkoordinasikan segala hal yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan
lab dan mengusulkan kepada penanggung jawab lab untuk pengadaan alat / bahan
praktikum. Penanggung jawab teknis lab bertanggung jawab atas kelengkapan administrasi
lab kelancaran kegiatan lab, dan bertanggung jawab atas
kebersihan, penyimpanan, perawatan, dan perbaikan alat lab. Tugas laboran
adalah mengerjakan administrasi lab, mempersiapkan alat / bahan yang diperlukan
untuk praktikum, dan bertanggung jawab atas kebersihan alat / bahan dan ruangan
lab beserta perlengkapannya sebelum dan
sesudah praktikum.
a. Penyimpanan Alat /
Bahan Laboratorium Setelah Pemeliharaan
Penyimpanan alat /
bahan kimia / dapat dikelompokkan
menjadi beberapa kelompok, yaitu : (1) alat / bahan yang sering dipakai, (2) alat / bahan
dimana diijinkan untuk mengambil
sendiri, seperti beaker glass, gelas
ukur, pipet, larutan encer garam, asam, basa, (3) alat / bahan yang jarang dipakai, dan (4) alat / bahan
yang berbahaya, seperti alat yang peka, mahal, dan mudah rusak, dan bahan yang
beracun, radioaktif, mudah terbakar / meledak.
Bahan kimia yang
beracun, eksplosif (mudah meledak), dan mudah terbakar sebaiknya ditempatkan
terpisah dari bahan yang lain dan diusahakan diletakkan di tempat yang tidak
mudah dilihat. Demikian juga dengan alat lab, diletakkan sesuai jenis dan
bahannya, seperti alat dari kaca, porselin, kayu, atau logam diletakkan secara
terpisah.
b. Disiplin di Laboratorium
Dalam rangka menjaga
keamanan dan keselamatan kerja di laboratorium, maka penegakan disiplin bagi
semua yang terlibat harus diterapkan. Kebebasan memang diperlukan bagi yang berpraktikum, namun kebebasan yang
dimaksud bukan kebebasan tanpa batas. Hal ini disebabkan di dalam laboratorium
sangat banyak alat / bahan yang berbahaya jika digunakan tanpa disiplin sesuai
aturan penggunaan alat / bahan yang bersangkutan. Jika hanya kerusakan alat
atau kelebihan pemakaian bahan mungkin masih dapat ditoleransi, namun jika yang
terjadi kesalahan pemakaian alat / bahan yang menimbulkan kebakaran / ledakan
atau bahaya lainnya akan sangat fatal akibatnya.
Pelanggaran terhadap tata
tertib yang berlaku perlu diberikan sanksi, mulai dari peringatan secara halus,
peringatan keras, sampai pada pelarangan mengikuti praktikum.
3. Pelaksanaan (Actuating)
Pelaksanaan merupakan
salah satu fungsi manajemen yang sangat penting, karena tanpa pelaksanaan
terhadap apa yang telah direncanakan dan diorganisasikan tidak akan pernah
menjadi kenyataan.
Kegiatan laboratorium
diartikan sebagai kegiatan yang berkaitan dengan pengamatan atau percobaan yang
menunjang kegiatan belajar mengajar. Untuk
melaksanakan kegiatan laboratorium kimia /
perlu perencanaan secara sistematis agar dicapai tujuan pembelajaran
secara optimal (Depdikbud, 1999 : 13).
Dalam kegiatan praktikum,
penilaian terhadap hasil belajar harus
dilakukan, baik kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor. Untuk aspek
kognitif, biasanya dilakukan melalui pretest sebelum praktikum diadakan, bisa
dilakukan secara lisan maupun tertulis, tergantung waktu yang tersedia. Pretest
terutama dilakukan untuk mengetahui sejauhmana pemahaman terhadap konsep yang akan dipraktikumkan.
Sebaiknya pretest tidak berisi pertanyaan teoretis, tetapi lebih difokuskan
pada konsep yang berkaitan dengan praktikum.
Penilaian dari aspek
afektif dapat dilakukan guru dengan menggunakan lembar observasi khusus yang
telah dipersiapkan guru yang berisi nilai atau sikap yang harus dimiliki oleh
seorang praktikan, seperti kejujuran menulis data percobaan, kebersihan, dan
teliti dalam pengamatan. Pada kenyataannya.
Penilaian aspek psikomotor
adalah yang utama dalam suatu praktikum, karena salah satu tujuan utama
praktikum adalah melatih keterampilan dan mengukur penguasaan teknik dalam menggunakan alat/bahan kimia ketika melaksanakan praktikum. Penilaian ini dapat dilakukan dengan
menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan, meliputi aspek penting
yang harus dikuasai dalam melaksanakan
suatu praktikum. Dengan demikian, setiap praktikum akan memiliki tekanan aspek
psikomotor yang berbeda.
4. Pengawasan (Controlling)
Pengawasan atau sering
disebut pula supervisi ditentukan oleh apa yang telah dilakukan, yaitu evaluasi
terhadap tindakan dan bila perlu menggunakan pengukuran koreksi sehingga
tindakan tersebut sesuai dengan rencana (Terry, 1977 : 481). Proses pengawasan
terdiri atas beberapa tindakan pokok, yaitu : (1) penentuan ukuran / pedoman
baku sebagai pembanding / alat ukur untuk menjawab pertanyaan dari hasil
pelaksanaan, (2) penilaian / pengukuran terhadap tugas yang sudah atau yang
sedang dikerjakan, baik secara lisan maupun tertulis, atau pertemuan langsung
dengan petugas, (3) perbandingan antara pelaksanaan pekerjaan dengan ukuran /
pedoman yang telah ditetapkan untuk mengetahui penyimpangan / perbedaan yang
terjadi dan perlu tidaknya perbaikan, (4) perbaikan terhadap penyimpangan yang
terjadi agar pekerjaan sesuai dengan apa yang direncanakan.
2.
rubrik penilaian praktikum secara umum
No
|
Instrumen
yang dinilai
|
Aspek
penilaian
|
4.
sangat baik
|
3.
baik
|
2.
kurang baik
|
1.
tidak baik
|
|
1.
|
Persiapan
|
Asistensi
|
Dilakukan
asistensi
|
Tidak
dilakukan asistensi sebelum praktikum
|
|||
Pengebonan
zat
|
Dilakukan
pengebonan zat dengan sebelumnya telah memiliki pengetahuan tentang cara
pembuatan larutan, pengenceran larutan dll. ( dengan bimbingan asisten dan
peng. Lab)
|
Dilakukan
pengebonan zat dengan sebelumnya telah memiliki pengetahuan tentang cara
pembuatan larutan, pengenceran larutan dll.
|
Dilakukan
pengebonan zat tanpa pengetahuan sehingga masih banyak bertanya.
|
Tidak
dilakukan pengebonan zat dengan sebelumnya telah memiliki pengetahuan tentang
cara pembuatan larutan, pengenceran larutan dll. ( tanpa bimbingan asisten
dan peng. Lab)
|
|||
Pre
test
|
Dilakukan
pretest setiap akan melakukan praktikum dengan soal yang berkaitan dengan
percobaan yang akan dilakukan serta bersifat analisis. Standar kelulusan 65,
kurang dari itu tidak diperkanankan mengikuti praktikum.
|
Pretest
tidak dilakukan setiap kali praktikum. Standar kelulusan 65, kurang dari itu
tidak diperkanankan mengikuti praktikum.
|
Pretest
dilakukan kadang-kadang. Dan soal pretest bersifat hafalan. Yang tidak lulus
tetap mengikuti praktikum.
|
Tidak
dilakukan pretest.
|
|||
Keselamatan
kerja ( jas lab, masker, sarung tangan, kacamata dll )
|
Menggunakan
semua perlengkapan keselamatan kerja lengkap dari awal hinggga praktikum
selesai.
|
Menggunakan
perlengkapan keselamatan kerja hanya saat akan beraktifitas dengan zat.
|
Perlengkapan
keselamatan kerja tidak digunakan secara lengkap, misalnya tidak menggunakan
masker.
|
Tidak
menggunakan keselamatan kerja dari awal hingga selesai praktikum.
|
|||
2.
|
pelaksanaan
|
Keterampilan
proses sains ( sikap ilmiah )
|
Secara
berurutan sikap ilmiah dilakukan selama praktikum.
|
Melakukan
pengamatan, melaksanakan praktikum, dan menganalisa hasil praktikum.
|
Hanya
melakukan pengamatan dan mencatat data pengamatan.
|
Tidak
melakukan urutan kegiatan ilmiah selama praktikum.
|
|
Membersihkan
alat dan lab setelah praktikum
|
Melakukan
pembersihan alat dan lab serta menyimpan kembali pada tempatnya.
|
Hanya
membersihkan alat dan lab tapi tidak menyimpan kembali pada tempatnya.
|
Hanya
membersihkan alat tanpa membersihkan ruangan lab.
|
Tidak
membersihkan alat maupun lab yang telah di gunakan.
|
|||
Post
test
|
Dilakukan
postest setiap akan melakukan praktikum dengan soal yang berkaitan dengan
percobaan yang akan dilakukan serta bersifat analisis. Standar kelulusan 65,
kurang dari itu tidak diperkanankan mengikuti praktikum..
|
Postest
tidak dilakukan setiap kali praktikum. Standar kelulusan 65, kurang dari itu
tidak diperkanankan mengikuti praktikum
|
Postest
dilakukan kadang-kadang. Dan soal pretest bersifat hafalan. Yang tidak lulus
tetap mengikuti praktikum
|
Tidak
dilakukan postest
|
|||
3.
|
Pelaporan
|
Laporan
data pengamatan sementara
|
Memberikan
laporan data hasil pengamatan sementara kepada asisten secara tertulis.
|
Hanya
melaporkan data pengamatan secara lisan.
|
Hanya
kadang-kadang memberikan laporan data pengamatan.
|
Tidak
memberikan laporan data pengamatan sementara.
|
|
Laporan
praktikum
|
Membuat
laporan praktikum sesuai dengan format yang diberikan dan sesuai dengan
pengamatan yang dilakukan serta dikumpul setiap 1 x seminggu.
|
Membuat
laporan praktikum sesuai format yang diberikan tetapi tidak dikumpul 1x
seminggu.
|
Membuat
laporan praktikum sesuai dengan format yang diberikan tetapi dikumpul setelah
semua judul praktikum selesai dipraktikumkan.
|
Tidak
membuat laporan praktikum.
|
|||
Laporan
kerusakan alat dan mengganti kerusakan alat selama pelaksanaan praktikum.
|
Melaporkan
kerusakan alat dan menggantinya setiap kali terjadi kerusakan alat saat
praktikum.
|
Melaporkan
kerusakan alat tetapi tidak menggantinya.
|
Kadang-kadang
melaporkan kerusakan alat pada asisten.
|
Tidak
melaporkan sama sekali kerusakan alat kepada asisten dan tidak menggantinya.
|
|||
Keberhasilan praktikum : jumlah skor/40 x 100 %
Kriteria keberhasilan :
Berhasil lebih dari 80%
Keterangan
:
1. Pintu masuk laboratorium
2. Rak P3K, alat pemadam kebakaran dan juga tempat sampah basah dan kering di letakkan sejajar
3. Papan tulis dorong
4. Meja guru
5. Meja pratikum
(7,9,11,14,16,18,20)
6. Bak cuci
(8,10,12,13,15,17,19)
21. Meja demonstrasi
22. Meja siswa (23-33)
34. Pintu masuk ruangan penyimpanan
alat-alat laboratorium dan zat-zat kimia
35. Rak-rak alat (36-37)
38. Rak zat-zat kimia (39)
38. Rak zat-zat kimia (39)
40. Ruangan penyimpanan alat-alat
laboratorium
41. Ruangan laboratorium
4. rubrik penilaian untuk jurnal dan laporan praktikum :
No.
|
Indikator penilaian
|
Ada
|
Tidak
|
Nilai/ket
|
1.
|
Judul praktikum
|
|||
2.
|
Hari/tanggal
|
|||
3.
|
Tujuan praktikum
|
|||
4.
|
Landasan teori
|
|||
5.
|
Alat dan bahan
|
|||
6.
|
Prosedur kerja
|
No.
|
Indikator
penilaian
|
Ada
|
Tidak
|
Nilai/ket
|
1.
|
Data
pengamatan
|
|||
2.
|
pembahasan
|
|||
3.
|
Diskusi
|
|||
4.
|
Kesimpulan
|
|||
5.
|
Daftar
pustaka
|
5. Laboratorium adalah salah satu sarana yang penting untuk pendidikan dalam melakukan penelitian dan juga praktikum di sekolah atapun perguruan tinggi seperti mencari, mengumpulkan, mengembangkan keterampilan, bereksperimen serta menyimpulkan data yang telah diperoleh.
Seperti dikemukakan pada PP No. 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan pasal 42 ayat 2 bahwa : “setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang memiliki lahan, ruang kelas, ruang pimpinan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat berkreasi, dan ruang atau tempat lain yang diperlukan untuk menunjang pembelaran yang teratur dan berkelanjutan”.
Ada 4 alasan yang menguatkan peran laboratorium dalam pembelajaran di sekolah antara lain :
1. Praktikum membangkitkan motivasi belajar sains
2. Praktikum mengembangkan keterampilan dasar melakukan eksperimen.
3. Praktikum menjadi wahana belajar pendekatan ilmiah
4. Praktikum menunjang materi pelajaran.
Dari uraian mengenai kurikulum 2013 dan PP No. 9 tahun 2005 pasal 42 no 2 dapat diketahui bahwa untuk menunjang proses pembelajran dibutuhkan kegiatan praktikum di laboratorium. Adapun dalam penggunaan laboratorium dibutuhkan manajemen dan pengelolaan laboratorium yang baik. Fungsi dari laboratorium adalah agar siswa dapat melakakuan praktikum serta berinteraksi langsung dengan alat dan bahan serta mengobservai berbagai gejala secara langsung. Sehingga dalam menggunakan laboratorium terdapat peraturan yang harus ditaati dan dipatuhi sehingga praktikum dapat berjalan dengan baik.
6. Laboratorium SD :
a. dalam praktikum hanya
berupa demonstrasi atau penayangan gambar ataupun video.
b. alat dan bahan hanya
berupa replika atau gambar contoh dan dapat dipastikan tidak berbahaya untuk
peserta didik.
c. ruang laboratorium di
desain sesederhana mungkin sehingga pengawasan lebih mudah
d. disekitar meja
praktikan terdapat gambar sehingga murid menjadi tertarik terhadap materi yang
akan diajarkan
laboratorium SMP :
a.
Siswa sudah melakukan praktikum
secara individu ataupun kelompok akan tetapi masih dalam pengawasan guru.
b.
Alat dan bahan yang digunakan
adalah yang sebenarnya dengan terlebih dahulu guru menjelaskan manfaat dan cara
penggunaan maupun perlakuan pada alat dan bahan tersebut.
c.
Ruang laboratorium di desain
sudah meningkat dibanding SD karena sudah diperlukan ruang penyimpanan dan
ruang persiapan.
d.
Di sekitar meja praktikan
terdapat alat yang sering digunakan yang dapat mendukung dan diperlukan dalam
kegiatan praktikum.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar